JAKARTA- Mawar masih terus bergulat dengan
laki-laki manapun. Dari orang kantoran sampai kuli bangunan Ia layani.
Mereka bebas menikmati tubuhnya yang Indah, asalkan memiliki uang.
Seluruh warga kampung tersebut sudah muak dengan tingkah polah Mawar,
ya. Mawar Lia Amelia si Pelacur. Ia hanya dianggap sebagai biang
kesialan di kampung. Tidak ada saudara yang bisa membujuk Mawar untuk
kembali ke jalan yang benar. Karena Mawar tidak pernah mau
menggubrisnya. Sebenarnya Mawar anak yang baik, hanya karena disakiti
pacarnya, yang menjadikan ia nekad, terjun dalam lembah hitam.
Seorang kawannya menunjukkan jalan terbaik melampiaskan dendam Mawar
pada laki-laki, pada keadaan yang kejam terhadapnya. Hari-harinya
dilalui dalam pelukan laki-laki yang berbeda-beda, silih berganti.
Bertahun sudah waktu berlalu, Mawar terjangkit penyakit kronis. Tidak
seorang pun kawan, saudara, atau tetangga desa yang peduli padanya.
Apalagi menengok melihat sakitnya.
Bahkan pas meninggalpun dianggap biasa saja. Layaknya kematian
binatang. Mawar tidak dikuburkan dengan layak. Orang kampungnya memang
termasuk kolot. Jasadnya saja tidak boleh dikuburkan di Pemakaman desa.
Terkuburlah Mawar, sang pelacur pada suatu tempat, di tanah kosong. Dia
dikuburkan alakadarnya oleh seorang teman dekat sesama Pelacur, dian
meratapi kematian mawar seorang diri.
Lima tahun sudah waktu berlalu dari saat itu. Saat penguburan Mawar.
Tidak seorangpun yang mengenang Mawar. Mawar hanyalah satu potret yang
harus dirobek dari sejarah kampung, dari riwayat kampung yang teramat
kolot. Yang masih menganggap kesalahan fatal, adalah hukuman seumur
hidup bagi si pelaku. Apalagi bagi seorang Mawar, yang tidak berdaya
apa-apa.
Lima bulan yang lalu kampung tersebut geger. Kampung di mana Mawar
terkubur dengan begitu saja, tanpa tata cara tanpa ritual. Sebuah proyek
besar untuk Pembuatan jalan tol, kebetulan melewati kampung tersebut.
juga melewati kuburan Mawar.
Buldozer yang memiliki kekuatan ratusan ton, tidak mampu menembus tanah
di mana Mawar dikuburkan. Berkali-kali moncong bulldozer diarahkan,
berkali pula orang terkesima. Karena tanah itu bagaikan batu karang yang
teramat kokoh, tidak tersentuh sama sekali. Namun saat gali dengan
cangkul petani biasa, tanah itu begitu mudah dikeruk. Seakan tidak
pernah terjadi keanehan apa-apa.
Semua mata terbelalak menyaksikan jasad yang masih membujur, dengan
kondisi tubuh yang masih kelihatan segar, tidak seperti layaknya mayat
yang sudah terkubur lima tahun lamanya. Bau harum semerbak tercium dari
jasad itu. Harum yang lain dari parfum manapun. Harum yang belum pernah
ada sebelumnya dibumi. Harum yang keluar dari jasad seorang Mawar yang
sudah terkubur lima tahun lamanya. Teman saya yang kebetulan sebagai
mandor di situ, ikut kaget dan bingung juga. Semua warga gempar.
Oleh penduduk, dilacaklah keberadaan si jasad. Dari teman almarhum
Mawar yang masih menjalankan profesinya sebagai pelacur, terungkap bahwa
"Dia sudah taubat satu tahun sebelum meninggal, dia tidak menceritakan
taubatnya itu kepada siapapun, termasuk kepada saya" Ujar Dian teman
dekatnya Mawar Lia Amelia.
sebenarnya, satu tahun sebelum kematiannya, Mawar sudah bertaubat. Tapi
taubat itu tidak pernah Mawar ungkapkan kepada siapapun. Termasuk
kepada teman akrabnya. Semua Mawar curahkan pada buku hariannya.
Tertulis lengkap.
Mawar berusaha menjalankan semua perintahNya. Dari yang wajib dan yang
sunah, bahkan semua yang sunah dia kerjakan. Mawar menjalankan dengan
Ikhlas. Buku harian itulah saksi utama semua ratapan dan jerit
penyesalan seorang Mawar, seorang Pelacur yang bertobat dengan
diam-diam?
Semua mata berkaca-kaca. Terlihat begitu sedih dengan roman penyesalan
yang jelas tergambar. Hari itu pemakaman Mawar. Pemakaman kembali
seorang (bekas) Pelacur yang pernah terhina begitu rupa.
Setelah terkubur selama lima tahun, Mawar dimakamkan kembali dengan
layak. Dimakamkan selayaknya pemakaman seorang manusia biasa. Diiringai
doa-doa dan ratap penyesalan dari saudara dan warga kampung.
Kisah ini benar-benar terjadi, pada suatu tempat, di sebuah daerah di Indonesia.(sal)
Sumber : jakartapress.com
Sebuah karya akan menjadi bernilai, manakala bisa membawa manfaat bagi orang lain, dan hendaknya setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok. (QS.59:18)
Banner
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Wali Paidi (Eps.12)
Gus Dur menerima dengan lapang dada isyarah yang ditafsirkan Kiai Rohimi. Gus Dur tidak peduli jika dalam kepimpinanya kelak, akan direcoki ...
-
Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang ================================================== Jemputlah Dia yang Meng...
-
Wali Paidi berpenampilan lain dari biasanya, dia tampil gaul sekali, memakai sepatu unkl347, celana jeans pensil airplane system, dan kaos m...
-
Nabi bersabda dalam sebuah hadits: "Kenalilah Allah saat kamu senang, niscaya Dia akan mengenalimu saat kamu sedang susah." (HR A...
No comments:
Post a Comment