Banner

Tuesday, May 30, 2006

Karunia Hidayah, Karunia Terindah

Setiap orang hanya akan menjaga sesuatu yang dianggapnya berharga dan membuang sesuatu yang dianggapnya tidak berharga. Semakin berharga suatu benda, semakin keras pula kita menjaganya. Bagi seorang Muslim, hidayah dari Allah adalah hartapaling berharga.

Ada seorang wanita yang belum lama masuk Islam (mualaf). Ternyata, keluarganya tidak bisa menerima kenyataan ini. Ibunya pun mengusir ia dari rumah. Kejadian itu terjadi menjelang jam lima sore. Telepon berdering, suara di ujung telepon bicara dengan terbata-bata, "Aa, Aa tolong A tolong!". Belum selesai bicara hubungan telepon terputus. Dari nadanya kelihatan darurat, sehingga jelas-jelas si penelpon sedang dalam kondisi membutuhkan bantuan. Sayangnya tidak diketahui di mana menelponnya? Keadaannya bagaimana?

Usai telepon terputus, saya berpikir apa yang bisa dilakukan? Yang terbayang di benak saat itu ia sedang dianiaya, teleponnya direbut atau kabelnya diputuskan. Mungkin pula ia dipaksa kembali masuk agama semula. Tapi sejenak kemudian ingat pula akan Kemahakuasaan Allah bahwa hanya dengan karunia-Nya saja hidayah bisa sampai kepada anak itu.

Bila Allah telah menghunjamkan hidayah di dalam kalbu, maka tak seorang pun mampu mengambilnya kembali. Bilal bin Rabbah contohnya. Ia dijemur diterik matahari, di bawahnya beralas pasir membara, badan pun dihimpit batu yang berat, tapi bibirnya terus mengucap, "Ahad, Ahad, Ahad".

Begitu pun dengan wanita tadi, setelah teleponnya diputus oleh ibunya, ternyata ia dianiaya, dijambak, dan dirobek-robek jilbabnya. Hanya kemudian dengan izin Allah, dia dapat kembali menutup auratnya dan dengan hati pilu ia ikut bersama bibinya. Allah-lah yang berkuasa melepaskan siapa pun dari kesempitan.

Cahaya terang hidayahSaudaraku, setiap orang hanya akan menjaga sesuatu yang dianggapnya berharga dan membuang sesuatu yang dianggapnya tidak berharga. Semakin berharga sesuatu, semakin keras pula ia menjaganya. Ada yang sibuk menjaga harta karena ia menganggap harta itulah yang paling bernilai. Ada yang sibuk menjaga wajahnya agar tetap awet muda, karena awet muda itulah yang dianggapnya paling bernilai. Ada juga yang mati-matian menjaga kedudukannya, karena kedudukan itulah yang dianggap paling berharga olehnya.

Bagi orang beriman, hidayah dan taufik dari Allah SWT menjadi sesuatu yang harus dijaga mati-matian. Sebab ia yakin bahwa keselamatan hidup tidak akan didapatkan kecuali dengan hidayah dan taufik dari-Nya. Nikmat iman itu nilainya melampaui semua yang berharga di dunia ini. Maka, dalam mencari apapun, kita harus menaati rambu-rambu dari Allah agar tidak sampai memadamkan cahaya hidayah.

Rasulullah SAW mengajarkan kita sebuah doa, ''Ya Tuhan kami, jangan jadikan hati ini condong kepada kesesatan sesudah engkau beri petunjuk, dan karuniakan kepada kami rahmat dari sisimu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi Karunia.'' (QS Ali Imran [3]: 8).

Demikianlah, kita dianjurkan agar mohon agar selalu berada dalam cahaya hidayah-Nya. Imam Ibnu Athailah mengatakan, "Nur (cahaya-cahaya) iman, keyakinan, dan zikir adalah kendaraan yang dapat mengantarkan hati manusia ke hadirat Allah serta menerima segala rahasia daripada-Nya. Cahaya terang itu sebagai tentara yang membantu hati, sebagaimana gelap itu tentara yang membantu hawa nafsu. Maka apabila Allah akan menolong seorang hamba-Nya, dibantu dengan tentara nur Ilahi dan dihentikan bantuan kegelapan dan kepalsuan". Wallaahu a'lam.

(KH Abdullah Gymnastiar)

Kunci Meraih Pertolongan Allah

"Saat kau bermunajat, kecilkanlah dirimu sekecil-kecilnya di hadapan Allah, dan besarkanlah Allah sebesar-besarnya semampu kau membesarkan-Nya. Niscaya rahmat dan pertolongan Allah akan mengalir kepadamu".

Abdullah bin Abbas pernah bercerita. "Suatu hari aku berjalan di belakang Rasulullah SAW. Saat itu beliau bersabda, ''Nak, kuajarkan kepadamu beberapa kata: Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah Allah, niascaya Dia akan senantiasa bersamamu. Bila kau minta, maka mintalah kepada Allah. Bila kau meminta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah, jika semua manusia bersatu untuk memberikan sebuah kebaikan kepadamu, niscaya mereka tidak dapat melakukannya kecuali dengan sesuatu yang telah ditulis untukmu. Jika semua manusia bersatu untuk mencelakakanmu, niscaya mereka tidak dapat mencelakakanmu kecuali dengan sesuatu yang telah ditetapkan atasmu. Pena telah diangkat dan tinta telah kering".

Hadis yang diriwayatkan Imam Tirmidzi ini diungkapkan pula dalam redaksi berbeda. "Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapati-Nya di hadapanmu. Kenalilah Allah diwaktu lapang, niscaya Dia akan mengenalmu di waktu susah. Ketahuilah bahwa apa yang luput darimu tidak akan menimpamu, dan apa yang menimpamu tidak akan luput darimu. Ketahuilah bahwa kemenangan seiring dengan kesabaran, jalan keluar seiring dengan cobaan dan kemudahan seiring dengan kesulitan".

Saudaraku, redaksi hadis ini singkat, padat namun cakupan maknanya teramat dalam dan luas. Dalam hadis Rasulullah Saw. memberikan kunci-kunci bagaimana mendapatkan pertolongan Allah. Satu pesan utama hadis ini adalah "penghambaan" kepada Allah. Laa haula walaa quwwata illa billahil. Tiada daya maupun upaya selain atas kekuatan Allah. Saat kita menyadari kekerdilan diri di hadapan Allah, maka pertolongan Allah akan mendatangi kita. Bukankah kita makhluk lemah, sedangkan Allah Maha Menggenggam segalanya?

Aa pernah bertanya kepada seorang guru, "Bagaimana caranya agar doa kita cepat dikabul oleh Allah?". Beliau menjawab, "Saat kau berdoa, saat kau munajat, atau saat kau sujud, kecilkanlah dirimu sekecil-kecilnya di hadapan Allah, dan besarkanlah Allah sebesar-besarnya semampu kau membesarkannya. Niscaya rahmat dan pertolongan Allah akan mengalir kepadamu."

Jadi, kunci terpenting agar kita ditolong Allah adalah dengan sungguh-sungguh menghamba kepada-Nya. Saat kita ingin dimuliakan Allah, maka akuilah kehinaan kita di hadapan Allah. Saat kita ingin dilebihkan, maka akui kekurangan kita di hadapan Allah. Saat kita ingin dikuatkan Allah, maka akui kelemahan kita di selemah-lemahnya di hadapan Allah.

Imam Ibnu Atha'ilah berkata, "Buktikan dengan sungguh-sungguh sifat-sifat kekuranganmu, niscaya Allah akan membantumu dengan sifat-sifat kesempurnaan-Nya. Akuilah kehinaanmu, niscaya Allah menolongmu dengan kemuliaan-Nya. Akuilah kekuranganmu, niscaya Allah menolongmu dengan kekuasaan-Nya. Akuilah kelemahanmu, niscaya Allah akan menolongmu dengan kekuatan-Nya."

Saudaraku, sekali lagi, kekuatan terbesar yang kita miliki bukanlah kekuatan fisik, intelektual, kekuasaan ataupun harta kekayaan. Kekuatan terbesar kita adalah "pertolongan Allah". Pertolongan Allah ini sangat dipengaruhi kualitas keyakinan kita kepada-Nya. Kualitas keyakinan biasanya akan melahirkan kekuatan ruhiyah. Kekuatan ruhiyah akan melahirkan akhlakul karimah, seperti kualitas sabar, syukur, ikhlas, tawadhu, iffah, zuhud, qanaah, dsb. Karena itu, kemuliaan akhlak tergantung dari sejauh mana kita mengenal Allah. Wallaahu a'lam

(KH Abdullah Gymnastiar)

Wali Paidi (Eps.12)

Gus Dur menerima dengan lapang dada isyarah yang ditafsirkan Kiai Rohimi. Gus Dur tidak peduli jika dalam kepimpinanya kelak, akan direcoki ...