Banner

Monday, April 24, 2006

PERINGATAN BAGI SUAMI SHOLEH

Assalamu’alaikum wr. wb.

Suami yang baik adalah konsisten dengan kebenaran. Ia hendaknya memahami suatu asas yang berbunyi: “Seorang laki-laki sebaiknya mengikuti kebenaran, bukan kebenaran yang mengkuti laki-laki.” Beberapa peringatan untuk para suami:

1.Tidak memperkenankan istri melakukan hal yang bertentangan dengan syariat. (Al-mukhalafah asy-syar’iyyah artinya adalah semua perbuatan yang bertentangan dengan ajaran Islam. Perbuatan tersebut tidak hanya pada hal berdandan dan berhias yang berlebihan atau membuka aurat) Terkadang kita menemukan sebagian suami yang mengizinkan istrinya berpakaian dan bepergian semaunya, bahkan memberi kesempatan kepada istrinya untuk melakukan segala sesuatu yang dilihat oleh semua orang. Nabi bersabda: “Allah melaknat alwashilah (orang yang menyambung rambutnya dengan rambut lain) dan mustaushilah (orang yang minta disambungkan rambutnya) serta wasyimah (orang yang membuat tato) dan mustaushimah (orang yang minta dibuatkan tato)” (Hadits sahih. HR Bukhari dan Muslim)

Ibnu Utsaimin berkata, “Allah melaknat orang yang bertato dan orang yang membuatnya, orang yang menghilangkan bulu di mukanya dengan menggunakan alat semacam pinset, dan orang yang merubah organ tubuhnya agar terlihat lebih menarik”. Lalu seorang perempuan datang kepadanya dan berkata, “Ada kabar yang telah sampai kepada saya bahwa engkau melaknat orang seperti itu?” Dia menjawab, “Kenapa saya tidak melaknat orang yang telah dilaknat oleh Rasulullah dan telah disebutkan di dalam Al Qur’an?” Kemudian perempuan itu berkata, “Saya telah membaca dua kitab dan tidak menemukan apa yang engkau ucapkan. “ Ibnu Utsaimin lalu berkata, “Jika engkau benar-benar membacanya, niscaya engkau akan menemukannya. Tidakkah kau membaca ayat…’apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia, dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah…’ (QS. A Hasyr (59) : 7) Perempuan tersebut menjawab, “Ya, saya telah membacanya.” Ibnu Utsaimin pun berkata, “Sesungguhnya Rasulullah SAW telah melarangnya.” (Hadits shahih. HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Ibnu Ashakir, Thabrani, Darimi, dan Ahmad)

Dalam hadits lain, Rasulullah bersabda: “Dua golongan penghuni neraka yang tidak pernah aku lihat sebelumnya yaitu: (satu) kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi, yang digunakan untuk mendera manusia, dan (dua) wanita yang menggunakan pakaian tapi (seperti) telanjang, berjalan dengan melenggak lenggok (erotis saat berjalan). Mereka tidak masuk surga dan tidak dapat mencium aromanya, padahal aroma surga dapat tercium dari jarak sekian sekian (jarak yang sangat jauh).” (Hadits sahih. HR Muslim, Ahmad dan Baihaqi) Orang yang berpakaian telanjang mempunyai beberapa makna antara lain: memakai pakaian pendek, sehingga sebagian besar tubuhnya terlihat, memakai pakaian yang sangat tipis (transparan), sehingga seluruh tubuhnya terlihat dengan jelas, memakai pakaian yang ketat, sehingga lekuk tubuh terlihat jelas.

2. Bergaul hanya dengan orang-orang yang baik Hal ini sangat penting, karena teman yang perangainya buruk laksana syetan, yang dapat menyeretnya pada lembah kenistaan. Simaklah insiden ini! “Ada seorang lelaki dari keturunan Bani Israil yang mempunyai istri dan seekor anjing. Dia seorang yang baik, namun ia bergaul dengan orang yang berakhlak buruk. Kebiasaan mereka adalah berburu. Pada suatu ketika dia pergi bersama teman-temannya untuk berburu. Ditengah perjalanan salah seorang dari mereka kembali pulang namun tanpa sepengetahuan yang lainnya. Ternyata anjing milik laki-laki tadi membuntuti orang yang kembali pulang tersebut. Orang tersebut menuju rumah laki-laki yang memiliki anjing itu dan menemui istrinya. Singkat cerita keduanya melakukan perzinahan. Tiba-tiba anjing itu menerkam kedua orang tersebut. Tatkala laki-laki tersebut datang dari perburuannya, ia terkejut melihat seekor anjing yang telah dibunuh masyarakat sekitar dan melihat istrinya bersama temannya terbunuh dalam keadaan bugil dan mengerikan. Lalu dia menangis sambil meratap, “alangkah mengherankan! Seorang teman berkhianat, sedangkan seekor anjing tidak berkhianat (menjaga kepercayaannya)?” Dari cerita tadi dapat dipahami bahwa pertemuan antara istri dan teman tersebut secara tidak langsung, disebabkan oleh suaminya. Kesalahan tidak seluruhnya dilimpahkan kepada istri, karena suami dalam hal ini mempunyai andil yang besar. Rasulullah SAW memberi peringatan kepada kita dalam sebuah hadits: “Seseorang akan (mengikuti) agama (kepercayaan) temannya, karena itu hendaklah ia melihat (memilih) siapa yang akan ia pergauli” (Hadits hasan. HR Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi dan Hakim yang mengatakan hadits ini shahih, insya Allah)

Imam Ghazali berkata,“Bergaulah dengan orang yang dermawan akan mendorong seseorang untuk menderma dan berteman dengan orang yang zuhud akan mendoronmg seseorang untuk berlaku zuhud terhadap dunia, karena biasanya manusia meniru watak yang lain, tanpa ia sadari.” (Adz-Dzahabi, Khatib, Abu Na’im dan Al Baghawi menyetujui hadits tersebut)

3. Membantu istri mengerjakan pekerjaan rumah. Sebagian suami biasanya tidk membantu istrinya dalam mengerjakan pekerjaan rumah, karena mereka menganggap pekerjaan tersebut dapat mengurangi harga dirinya sebagai laki-laki, padahal membantu istri adalah sesuatu yang dianjurkan, karena pekerjaan rumah tangga juga boleh dikerjakan oleh seorang suami.

Diriwayatkan dari Aisyah ra, ia berkata, “Rasulullah SAW pernah menjahit sandalnya, menghilangkan kutu dari pakaiannya dan bekerja di rumahnya, seperti salah seorang diantara kamu yang melakukan pekerjaan di rumahnya. “ (Hadits sahih. HR ahmad, Bukhari, Abdurrazak dan Ibnu Hibban)

Dalam Hadits lain dia berkata, “Orang yang sejati adalah orang yang menghilangkan kutu di pakaiannya, memeras susu kambingnya dan mengurus dirinya sendiri” (Hadits hasan. HR Ahmad, Bukhari, Tirmidzi, Ibnu Hibban, Baihaqi)
Oleh karena itu kehidupan rumah tangga dapat tegak apabila didasari dengan kebersamaan. Dengan demikian, tidak mungkin keduanya dipisahkan. Kita harus ingat bahwa Allah telah memberi keutamaan pada orang lain di atas keutamaan yang lain.

Wallahu’alam bishowab. Semoga bermanfaat!

Wassalamu’alaikum wr.wb.
(Sumber: Kriteria Suami yang Shalih menurut Al Qur'an dan Sunnah, Mahmud Abdul Malik Az-Zoughbi, Penerbit Cendekia, 2004)

Wali Paidi (Eps.12)

Gus Dur menerima dengan lapang dada isyarah yang ditafsirkan Kiai Rohimi. Gus Dur tidak peduli jika dalam kepimpinanya kelak, akan direcoki ...