Banner

Monday, June 05, 2017

Wali Paidi (Eps.2)

Wali Paidi membuka matanya kembali, dan betapa kagetnya wali Paidi ketika membuka matanya tampak disekelilingnya banyak orang berlarian dengan memakai baju gamis selutut dan memakai surban, tampak ditangan mereka senjata AK 47, terdengar suara bising peluru berseliweran...

“Aduh... kesasar lagi aku ini, tadi kesasar kekutub selatan, sekarang kesasar lagi ke Afghanistan, wes-wes kok gak kesasar ke hollywood saja...” Wali Paidi mengamati salah satu pasukan yang semuanya berjenggot panjang, wali Paidi tersenyum sendiri melihat jenggot mereka, memang dinegara yang dikuasai Taliban ini bukan operasi helm yg dilakukan disana tapi operasi jenggot, kalau ada laki-laki yg tidak berjenggot maka kena tilang.

Wali Paidi berdiri berjalan mencari ketempat yang sepi. Wali Paidi tidak suka dengan peperangan, wali Paidi memutuskan untuk langsung pergi saja, setelah menemukan tempat yang sepi wali Paidi mulai merapal do’a-do’a ilmu melipat buminya lagi.

Angin sepoi-sepoi menerpa wajahnya, wali Paidi membathin mudah-mudahan tidak kesasar lagi. Wali Paidi membuka matanya perlahan-lahan tampak didepannya rumah yang terbuat dari kayu, persis rumah para transmigrasi diluar pulau jawa, tidak lama kemudian keluarlah seorang tua berpeci putih dengan baju taqwa dan bersarung melambaikan tangannya memanggil wali Paidi.

Wali Paidi teringat dengan orang tua ini, beliau adalah habib Ali AlHabsyi pahat Malaysia, yg kemarin juga ikut pertemuan di Makkah. “Masya Allah ternyata aku masih kesasar lagi“ bathin wali Paidi.

Wali Paidi melangkahkan kakinya mendekati habib ali alhabsyi, wali Paidi teringat beberapa tahun yang lalu ketika sayyid Maliki dari Makkah mau berkunjung ke ndalemnya habib Ali ini, di dalam perjalanan sayyid Maliki ini tiba-tiba merasakan kangen yang amat sangat terhadap datuknya baginda Nabi Muhammad SAW.

Setelah sampai didepan ndalem habib Ali, habib Ali hanya menyuruh masuk sayyid Maliki, sedang rombongan yang lain disuruh menunggu diluar, beberapa menit kemudian sayyid Maliki keluar dengan beruraikan air mata, sayyid Maliki menangis tersedu-sedu: “sudah terobati kangenku...”ucap sayyid Maliki dengan masih menangis.

Ternyata ketika sayyid Maliki masuk ke ndalemnya habib Ali, sayyid maliki dipertemukan oleh habib Ali dengan baginda Nabi Muhammad Shollallohu 'alaihi Wasallam, Subhanallah.....
“mari masuk nak, jangan melamun saja“ ucap habib Ali
“inggih mbah...” jawab wali Paidi, lalu melangkah mendekati habib Ali.
Setelah mencium tangan beliau, wali Paidi masuk ke ndalem.

“Kamu memang gak bakat dengan ilmu melipat bumi itu nak Paidi, jadi nanti gak usah dicoba lagi, kamu naik pesawat saja dari sini ke indonesia“ kata habib Ali
“inggih mbah“ jawab wali Paidi
“siapa tahu nanti ketika kamu naik pesawat, kamu bertemu dengan Mulan Jameela yg kamu gandrungi itu" goda habib Ali
“hahaha....”wali Paidi hanya bisa tertawa mendengar godaan habib Ali ini.

Setelah makan bersama, wali Paidi pamit pulang, habib Ali menepuk-nepuk pundak wali Paidi mengantarkannya keluar dari ndalem.
“ingat perintah sang sultan nak Paidi, setelah sampai ke rumah segeralah ke gunung arjuna untuk kholwat disana...”
“inggih mbah“ jawab wali Paidi

Setelah mencium tangan habib Ali, wali Paidi beranjak pergi ke bandara, naik pesawat pulang ke Indonesia.

Bersambung ke kisah selanjutnya, wali Paidi di gunung arjuna.....

Wali Paidi (Eps.12)

Gus Dur menerima dengan lapang dada isyarah yang ditafsirkan Kiai Rohimi. Gus Dur tidak peduli jika dalam kepimpinanya kelak, akan direcoki ...