Banner

Thursday, May 26, 2016

Meet and Greet Ramadhan (2)

🌍 BimbinganIslam.com
👤 Ustadz Nuzul Dzikri, Lc
📔 Materi Tematik | Meet And Greet Ramadhan (Bagian 2)
⬇ Download Audio: bit.ly/BiAS-Tmk-Ramadhan1437-UND-02
📺 Video Source: https://youtu.be/yvJZJnlckCQ
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

MEET AND GREET RAMADHAN (BAG. 2)

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

الْحَمْدُ للَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى والصلاة والسلام على نبينا محمد وعلى آله وصحبه ومن سرى على نهده باحسن إلى يوم الدين. وبعد:

Apa yang harus kita lakukan, agar kita bisa bertemu dengan Ramadhan, agar Ramadhan benar-benar menjadi rahmat bagi kita?

PR kita yang pertama dituju hari ini adalah:

*(1) Yang Pertama*

Lakukan pemanasan.

Di beberapa ayat di dalam Al Qurānul karīm, Allāh Subhānahu wa Ta'āla menyatakan bahwa ibadah itu adalah perlombaan:

فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ

“Maka berlomba-lombalah dalam melakukan kebaikan.”

(QS Al Baqarah: 148).

Jika ibadah satuannya perlombaan, maka bagaimana dengan musim ibadah yang bernama Ramadhan? Bagaimana dengan sebuah bulan yang isinya adalah ibadah ? Dan berbagai macam varian ibadah ada di sana?

Maka tidak heran jika sebagian orang mengatakan bahwa Ramadhan itu ibarat olimpiadenya ahli taqwa, olimpiadenya orang-orang yang beriman kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla, karena Allāh yang mengqiyaskan, Allāh yang menganalogikan.

Simple saja, apakah ada seorang atlit mengikuti olimpiade tanpa TC (training center), tanpa pemanasan, tanpa stretching, tanpa warming up, lalu dia mendapatkan medali emas ?

Tidak ada.

Misalnya cabang olah raga, dia akan dipertandingkan atau diperlombakan tanggal 16 atau 17 Juni, jadi dari hari ini kerjanya makan-tidur makan-tidur, lalu tanggal 16 Juni datang ke stadion untuk berlomba, juara?

Tidak ada ceritanya. Kalah…

Padahal kita tahu bersama, bahwa olimpiade itu hanya bisa diikuti oleh atlit-atlit papan atas dunia, jika misalnya besok kita datang ke komite olimpiade, daftar ikut tenis, kira-kira diterima tidak ?

Tidak diterima, karena ini hanya khusus pemain-pemain papan atas.

Sekarang kita tanya diri kita, Ramadhan ada di depan mata kita, kira-kira:

√ kita ahli tahajud papan atas bukan?
√ kita ahli Qurān papan atas bukan?
√ kita ahli puasa papan atas bukan?
√ kita ahli infak dan sedekah papan atas bukan?

Kalau bukan, lalu kita masuk Ramadhan begitu saja tanpa ada pemanasan?

Jangan bermimpi bisa mendapatkan medali taqwa dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Harus pemanasan. Dan hari-hari ini penentuannya, karena Ramadhan ibarat lari marathon, Ramadhan kita diminta berada di level atas bukan 1 atau 2 hari, tapi 30 hari, sebulan. Tidak mudah…

Dan grafik diminta naik dari hari pertama ke hari terakhir kita tidak boleh menurunkan tempo, bahkan harus naik, naik, naik, dan klimaksnya adalah 10 hari terakhir.

Itu berat, makanya kesebelasan sebelum memasuki piala dunia, mereka selalu ujicoba, fungsi ujicoba itu apa ?

Untuk memainkan grafik dan ritme, agar ketika masuk piala dunia mereka sudah main di level paling atas.

Begitu juga Allāh mengqiyaskan bahwa ibadah adalah perlombaan, lalu kita tidak ada persiapan sama sekali? Tidak ada pemanasan? Masuk begitu saja?

Atau kita qiyaskan ke tempat yang lain. Kita punya mobil canggih, x class, 3 bulan tidak pernah dipanasin. Apalagi dipakai, tiba-tiba hari ini starter dan injak gas. Kira-kira jalan tidak?

Tidak jalan.

Begitu juga, jika kita sudah lama tidak membaca Al Qurān, jangankan baca, mushafnya lupa ada di mana. Lalu 1 Ramadhan membacanya tiga juz?

Tidak mungkin bisa, harus ada pemanasan.

Dan hari-hari ini, tidak bisa ditunda lagi, tinggal satu minggu waktu kita.

Jika dibandingkan dengan ulama sudah terlambat. Para ulama dari Sya’ban. Al Imam Al Mula-i, salah satu ulama besar, begitu masuk 1 Sya’ban libur, tokonya ditutup selama dua bulan. Buka lagi Syawwal.  Sibuk apa?

Sibuk pemanasan, masuk TC, baca Qurān, tingkatkan tempo qiamul lail, perbanyak puasa Sya’ban. Oleh karena itu, tidak heranpara ulama terdahulu setiap tiga hari khatam. ‘Utsman setiap satu hari khatam. 

Harus ada pemanasan, minimal kita dalam tujuh hari ini:

√ Yang sudah terbiasa dari awal Sya’ban menjaga puasa sunnah, pertahankan dan tingkatkan tempo.

√ Yang sudah terbiasa qiyamul lail atau membaca !Al Qurān, tambah lagi.

√ Yang belum pernah atau sudah postponed agak lama, maka mulai lagi, nanti malam bangun lagi.

Harus, dalam tujuh hari ini, minimal kita tidak kaget ketika tanggal 1 Ramadhan.

Tantangan Ramadhan itu besar, dan semakin kepuncak semakin besar tantangannya. Karena bukan hanya Allāh saja yang memberi promo, mall memberi promo, barang-barang banded memberi promo, semua memberikan promonya.

Pecah konsentrasi kita.

Belum lagi acara Ramadhan itu padat, belum lagi bukber (buka bersama), bukber angkatan 85, bukber angkatan 90, bukber angkatan 95, bukber angkatan 2000, bukber teman-teman SMP ketemu di Ramadhan, teman SMA di Ramadhan. Lalu kampus di Ramadhan, lalu teman-teman BEM di Ramadhan. Lalu teman-teman kantor Ramadhan lagi.

Jadi isinya bukber semua tuh. Ketemu sana, ketemu sini. Dan jika kita bertemu teman SMP kan tidak bisa 10 menit, akhirnya tarawih lewat, isya di rumah, dan terkadang banyak yang tidak shalat maghrib, na'udzubillāh.

Itu halus, hati-hati !!!!

Ramadhan berat, tidak semudah yang kita bayangkan, kita harus persiapan, kita harus pemanasan. Dan terbukti fenomena tahunan di mayoritas masjid malam demi malam, setiap melewati malam mengalami kemajuan terus, shafnya yang maju, maju dan maju.

Nanti anti klimaksnya shalat shubuh pas lebaran tinggal imam sama muadzin saja. Sedangkan yang lainnya sibuk mudik, ada yang fitting baju lebaran dan seterusnya.

Lupa, tidak konsentrasi.

Pemanasan ini penting, semua pasti harus pemanasan, tidak ada yang tidak pemanasan. Jika semangat ibadah 1 Ramadhan terlambat, harusnya anda semangat ibadah dari sekarang.

Tidak ada waktu lagi, tinggal tujuh hari lagi kita masuk Ramadhan.

Jika memang “MEET AND GREET” kita dengan Ramadhan berjalan sukses, kita harus pemanasan dari sekarang. Ini yang pertama.

____________________________
📦Donasi Operasional & Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| Kode Bank 451
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004

📮Saran Dan Kritik
Untuk pengembangan dakwah group Bimbingan Islam silahkan dikirim melalui
SaranKritik@bimbinganislam.com

Meet and Greet Ramadhan (1)

🌍 BimbinganIslam.com
👤 Ustadz Nuzul Dzikri, Lc
📔 Materi Tematik | Meet And Greet Ramadhan (Bagian 1)
⬇ Download Audio: bit.ly/BiAS-Tmk-Ramadhan1437-UND-01
📺 Video Source: https://youtu.be/yvJZJnlckCQ
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

MEET AND GREET RAMADHAN (BAG. 1)

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

الْحَمْدُ للَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى والصلاة والسلام على نبينا محمد وعلى آله وصحبه ومن سرى على نهده باحسن إلى يوم الدين. وبعد:

Tidak ada kata yang pantas untuk kita ucapkan kecuali kata demi kata yang kita bingkai dalam rangka bersyukur kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla atas segala nikmat dan karunia yang Allāh limpahkan kepada kita.

Berikutnya shalawat dan salam, semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam beserta keluarga beliau, para sahabat beliau dan orang–orang yang istiqamah berjalan di bawah naungan sunnah beliau sampai hari kiamat kelak.

Insya Allah, tamu itu akan datang. Ramadhan sudah bersiap untuk mengetuk pintu kehidupan kita dan menemani derap langkah kita.

Apa yang harus kita persiapkan? Tahukah kita?

Pengalaman kita bertemu Ramadhan bertahun-tahun itu bisa menjadi bumerang.

Ada sebuah kaedah yang dijelaskan oleh para ulama kita:

"Seringnya berinteraksi itu bisa mematikan sensitifitas."

Seringnya berinteraksi itu membuat kita tidak sensitif lagi, biasa-biasa saja.

Misalnya kita pindah rumah ke dekat atau di samping pembuangan sampah. Mungkin begitu keluar pintu mobil, mual mungkin muntah, itu hari pertama. Hari kedua paling pusing-pusing, hari ketiga pusing udah enakan, hari ketujuh udah bisa jogging di keliling tong sampah.

Lalu kita balik lagi ke rumah kita yang lama, begitu buka pintu mobil menghirup hawa rumah kita yang lama, itu mungkin ada yang hilang dalam hidup kita, aroma terapi itu yang tidak kita cium lagi.

Yang menjadi masalah ini jika terjadi dalam hal ibadah.

Saya pengalaman jika mengantar jama’ah umrah, itu  khususnya yang baru pertama kali umroh.

Sampai masjidil Haram dan melihat ka’bah pertama kali, nangis, luar biasa.  Tapi kita bisa paham, karena untuk pertama kali. Dan kadang-kadang, ada yang hari pertama tidak mau pulang ke hotel, i’tikaf, tidak mau pulang, doa, dzikir, shalat-shalat sunnah.

Hari kedua sudah mau diajak pulang ke hotel, hari ketiga keempat mulai berimbang antara hotel dan masjid, hari ketujuh, tawafnya sudah pindah di Zam-zam Tower.

Kenapa beda antara hari pertama dan hari ketujuh?

Karena sudah merasa biasa. Seringnya berinteraksi bisa membunuh sensitivitas dan bahayanya kalau itu terjadi dengan Ramadhan.

Karena merasa sudah sering ketemu Ramadhan, maka jadi biasa, seperti fenomena tahunan saja.

Inilah yang bahaya.

Dan yang lebih bahaya lagi, banyak diantara umat Islam yang melihat Ramadhan dari satu sisi saja.

Jika kita dengar Ramadhan yang terbersit di benak kita apa sih?

Bulan ampunan, bulan penuh rahmat, bulan penuh berkah.

Tapi tahukah kita, bahwa Ramadhan, jika tidak kita sikapi dengan benar, maka bisa menjadi mimpi buruk bagi kita pada hari kiamat. Ramadhan bisa menjadi kuburan bagi kita pada hari kiamat.

Nabi kita shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda dalam hadits shahih:

رَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ

“Celaka seseorang."

Allāhu akbar, manusia sebaik Nabi kita shallallāhu 'alayhi wa sallam, semulia akhlak beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam, sampai mengatakan, “Celaka seseorang."

Beliau, ketika dizhalimi beliau mendoakan:

اللٰهُمَّ اغْفْرْ لِقَوْمٍيْ فَإِنَّهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَ ((متفق عليه))

“Ya Allah, maafkanlah kesalahan kaumku, bisa jadi mereka tidak tahu.”

Itu ketika terluka.

Coba kita bandingkan dengan hadits ini, “Celaka seseorang.”

Ini menimbulkan tanda tanya besar di benak kita, ini orang salah apasih? Kok bisa Nabi terpaksa memvonis.

Mari kita simak lanjutan hadits tersebut:

دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ ثُمَّ انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ

“Yaitu seseorang yang memasuki Ramadhan, lalu dia lalui hari-harinya di bulan Ramadhan, sampai Ramadhan berpisah dengannya dan dosanya belum diampuni oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla."

(HR Tirmidzi nomor 3468, versi Maktabatu al Maarif nomor 3545)

~~> Celaka dia, celaka dia, celaka dia.

Allāhu Akbar.

Ramadhan, bulan dimana kata Nabi kita shallallāhu 'alayhi wa sallam, pintu surga dibuka selebar-lebarnya, sebagai simbol seluruh akses dan sarana beribadah dimudahkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Lalu anda tidak shalat, tidak puasa, tidak terawih, tidak membaca Qurān, tidak tahajud, tidak infak/sedekah? Keterlaluan orang tersebut.

Semua akses dimudahkan, atsmofir, lingkungan, rumah, kantor atmosfirnya ibadah jika Ramadhan. Semua lingkungan mendukung. Jika anda tidak shalat, tidak punya waktu untuk terawih, anda ngobrol-ngobrol sama teman-teman ?

Ramadhan, di mana pintu neraka ditutup rapat-rapat sebagaimana hadits yang shahih, dan gembong-gembong syetan dibelenggu oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Lalu anda bermaksiat? Anda masih clubbing? Anda hang-out pulang jam 2 malam? Keterlaluan.

“Celaka dia, celaka dia, celaka dia,” kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam

Nabi tidak pernah mengatakan, “Barangsiapa yang berpisah dengan Sya’ban dan dosa-dosanya belum diampuni, maka celaka.” Tidak ada.

Hanya Ramadhan, “Barangsiapa, yang masuk Ramadhan, lalu keluar dari Ramadhan dan dosa-dosanya belum diampuni oleh Allah, celaka dia, celaka dia, celaka dia.”

Ini yang kadang-kadang dilupakan oleh banyak umat Islam

Banyak dari kita berfikir bahwa Ramadhan itu nothing to lose, artinya ya sudah dijalani saja, kalaupun tidak ibadah kan kosong-kosong.

Tidak demikian, jika kita tidak memanfaatkan tamu ini, maka habis kita pada hari kiamat, Nabi mengatakan kita celaka.

Tujuh hari lagi tamu itu akan datang dan hadir, tamu itu akan mengetuk setiap pintu kehidupan kita, apa yang kita persiapkan dalam tujuh hari ini, menentukan.

Kita bisa memanfaatkan tujuh hari ini, maka insya Allāh Ramadhan kita akan bermakna.

Tetapi jika kita blunder, maka dikhawatirkan kita termasuk ke dalam sabda Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam, "Celaka dia, celaka dia, celaka dia."
____________________________
📦Donasi Operasional & Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| Kode Bank 451
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004

📮Saran Dan Kritik
Untuk pengembangan dakwah group Bimbingan Islam silahkan dikirim melalui
SaranKritik@bimbinganislam.com

Wali Paidi (Eps.12)

Gus Dur menerima dengan lapang dada isyarah yang ditafsirkan Kiai Rohimi. Gus Dur tidak peduli jika dalam kepimpinanya kelak, akan direcoki ...